Skinpress Rss

Rabu, 30 April 2014

ADAT PERNIKAHAN SUKU DAYAK POMPANGK-Saling bertukar hantaran

0


Dalam acara adat pernikahan Suku Dayak Pompangk Sanggau, Kalbar terdapat acara saling bertukar barang hantaran sebagai tanda berbesan atau dikenal dengan sebutan Nyuroking Bangkongk Bisatn.



 
 
A. Persyaratan yang harus disiapkan dalam acara ini adalah:
1. Dukah copatn di'borisi pul jani' ngan jurai jani
    (Dua nampan berisi daging paha babi dan irisan punggung babi)
2. Dukah tee' mangko' borisi tuak nya' sinop
    (Dua buah mangkok beriai tuak untuk diminum)

B. Riti Bangkomat Bisatn  (Makna dari bertukar barang hantaran)
1. Untuk mengikat tali persaudaraan antara kedua belah pihak mempelai laki-laki dan perempuan.
2. Dengan saling bertukar hantaran, apabila keluarga laki-laki menemukan kesulitan maka keluarga perempuan wajib menolongnya, begitu juga sebaliknya.
3. Tapang tembawang atau harta gono gini menjadi milik bersama.
4. Barang hantaran yang berupa daging paha babi diiris halus, dibungkus dengan daun kemudian dibagikan kepada pihak keluarga besar kedua mempelai sebagai simbol bahwa orang tua kedua mempelai sudah menjadi adik beradik atau saudara, sehingga jangan malu untuk bertegur sapa.

Setelah bertukar hantaran, maka orang tua dari masing-masing mempelai akan bergantian memberikan nasihat yang berisi petuah-petuah dalam menjalani hidup kedepannya sebagai sepasang suami isti.

PENELITIAN STUDY KASUS-Karakter, Langkah-langkah, dan Ciri-ciri

2



PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
     Hakikat kehadiran setiap individu dalam proses hidup ini diantaranya adalah mengemban status dan peran sebagai ‘terdidik dan mendidik’. Asumsi itulah yang menyebabkan kita semua apabila memahami dan mengkaji tentang ‘peran atau fungsi guru’ dalam proses mendidik diri sendiri dan peserta didik di sekolah tidak akan habis untuk diperbincangkan, baik pada level masyarakat awam maupun level masyarakat ilmuwan.
     Dari beberapa kajian ilmiah berkaitan dengan fungsi dan peran guru dalam proses pembelajaran tentang ilmu pengetahuan atau pola budaya pada peserta didik, menyimpulkan bahwa kedudukan guru memegang peran sentral sebagai: (1) Salah satu media pentransfer ilmu pengetahuan pada anak; (2) Pembimbing proses perubahan pola perilaku kehidupan anak didik kearah lebih baik; dan (3) Fasilitator/pengarah dalam proses pemecahan beragam problem peserta didik yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan persoalan pribadi sebagai warga masyarakat. Agar setiap guru mampu menjalankan ketiga peran sentral tersebut, maka setiap guru disepanjang waktu harus terus berjuang untuk meningkatkan kualitas profesinya, khususnya berkaitan dengan kualitas pelayanan  ketiga peran tersebut. Kualitas kompetensi profesional guru adalah menyangkut: Kompetensi kepribadian; kompetensi sosial; kompetensi paedagogik; dan kompetensi profesi.
     Mengkaji tentang metode meningkatkan kualitas peran dan profesionalitas guru dalam mentranfer ilmu (transfer of science), internalisasi dan transfer nilai-norma (transfer of value and norm), dan sebagai pembimbing (guidance) dalam proses perubahan perilaku peserta didik di sekolah, setiap guru dituntut memiliki pemahaman dan sudut pandang secara multidimensional dalam proses pemberian layanan pada peserta didik. Banyak wacana yang telah disampaikan oleh para ahli, baik melalui media publikasi jurnal penelitian ilmiah, maupun buku kajian ilmiah yang membahas tentang, bagaimana metode atau strategi yang dapat ditempuh dalam meningkatkan kualitas kompetensi profesional guru di sekolah.
     Salah satu bagian penting dari upaya meningkatkan kompetensi profesional guru adalah, menumbuhkan motivasi guru untuk menulis, membuat karya lmiah atau melakukan penelitian studi kasus. Penelitian Studi Kasus (Case Study) merupakan salah satu bagian karya tulis ilmiah yang harus dikuasai oleh setiap guru, agar proses layanan pembimbingan pada peserta didik di sekolah terus terjadi peningkatan kualitas hasil pembelajaran siswa dan peningkatan kualitas kepribadian siswa dan guru.
     Studi kasus, seperti yang dirumuskan Robert K. Yin (2008;1), merupakan sebuah metode yang mengacu pada penelitian yang mempunyai unsur how dan why pada pertanyaan utama penelitiannya dan meneliti masalah-masalah kontemporer (masa kini) serta sedikitnya peluang peneliti dalam mengontrol peritiswa (kasus) yang ditelitinya.
     Studi kasus merupakan suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas, dan dimana multisumber dimanfaatkan. (Yin, 2008:18)
     Studi kasus sendiri, menurut Robert K.Yin dibagi kedalam tiga tipe yakni studi kasus eksplanatoris, eksploratoris dan deskriptif. Ketiga tipe ini berdasarkan kepada jenis dan tujuan dari pertanyaan penelitian.
     Lebih lanjut, K. Yin Menjelaskan bahwa studi kasus memungkinkan peneliti untuk mempertahankan karakteristik holistik dan bermakna dari peristiwa-peristiwa kehidupan nyata seperti sirklus kehidupan nyata. Penjelasan ini menjadi landasan bahwa studi kasus memiliki karakteristik penelitian kualitatif dimana adanya latar alamiah.



PEMBAHASAN

A.    Pengertian Studi Kasus
Kamus psikologi (kartono dan gulo, 2000) Menyebutkan ada dua pengertian tentang studi kasus, yang pertama studi kasus merupakan suatu penelitian atau penyelidikan intensif, mencakup semua informasi relevan terhadap seseorang atau beberapa orang biasanya berkenaan dengan satu gejala psikologis tunggal, yang kedua studi kasus merupakan informasi-informasi historis atau biografis tentang seseorang individu, sering mencakup pengalamannya dalam terapi serta menolongnya dalam usaha penyesuai diri (adjustment). Berikut ini definisi studi kasus dari beberapa pakar dalam psikologi, yaitu :
1.      Menurut Dewa Ketut Sukardi (1983)
Studi kasus adalah metode pengumpulan data yang bersifat integrative dan komprehensif.
2.      Menurut WS. Winkel (1995)
Studi kasus adalah suatu metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seseorang murid secara mendalam dengan tujuan membantu murid untuk mencapai penyesuaian yang lebih baik.
3.      Menurut I. Djumhur (1985)
        Studi kasus adalah suatu teknik mempelajari seseorang individu secara mendalam untuk membantu memperoleh penyesuaian diri yang lebih baik.
Jadi berdasarkan pembahasan diatas dapat dikatakan bahwa studi kasus adalah suatu studi atau analisis komprehensif dengan menggunakan berbagai teknik. Bahan dan alat mengenai gejala atau ciri-ciri karakteristik berbagai jenis masalah atau tingkah laku menyimpang, baik individu maupun kelompok.

B.     Karakteritik Studi Kasus/Case Study Research (CSR)
Ada beberapa konsep penting yang perlu dipahami tentang apa sebenarnya Penelitian  Studi Kasus (Case Study Research atau CSR). Hal ini penting untuk diketahui sebelum melakukan kegiatan penelitian, karena masih banyak kalangan guru mata pelajaran, guru BP/BK, atau  peminat pendidikan yang menilai bahwa CSR itu sama, baik dari segi pendekatan dan strategi analisis datanya dengan penelitian kuantitatif. Berikut ini  beberapa karakteristik CSR di sekolah, antara lain:

  • CSR merupakan salah satu bentuk strategi penelitian kualitatif yang berparadigma pospositivisme. Ada tiga paradigma penelitian kualitatif, yaitu: (a) Paradigma Pospositivis, yang memiliki lima macam Strategi Penelitian Kualitatif (SPK), yaitu: SPK Studi Kasus; SPK Etnografi; SPK Interaksionis Simbolik; SPK Naturalistis Inquiry; SPK Grounded Theory. (b) Paradigma Konstruktivis, yang memiliki tiga macam SPK, yaitu: SPK Etnometodologi; SPK Etnografi Teks; SPK Action Research/ Penelitian Tindakan. (c) Paradigma Posmodernis, yang memiliki satu SPK, yaitu SPK Pluralisme Inferensial (Bakri, M. (ed). 2002).
  • CSR pendidikan merupakan suatu penelitian atau pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasi suatu kasus (case) pendidikan (pembelajaran) dalam konteksnya secara natural (alami) tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Kasus (case) bisa dalam bentuk: (a) sederhana atau kompleks; (b) individual (kasus tunggal) atau kelompok (cluster / multi kasus); (c) statis atau dinamis  (Yin, Robert, K. 1981; Creswell.J.W. 2005).
  • CSR pendidikan lebih menjadi wilayah kegiatan penelitian ilmiah para guru BP/BK, sedangkan kegiatan penelitian guru mata pelajaran adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). CSR pendidikan berkaitan dengan upaya mencari pemecahan kasus yang dihadapi oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, baik berkaitan dengan kesulitan belajar, masalah karir dan masalah kepribadian menyimpang.
  •  Kasus yang diangkat dalam penelitian harus memenuhi dua hal yaitu: (a) spesifik dan (b) mempunyai batasan (bounded system) yang jelas (Salim,A. 2001). Selain itu, penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu: (a) Studi kasus ekspalanatoris; (b) Studi kasus eksploratoris; dan (c) Studi kasus deskriptif (Yin, Robert, K. 1981).
  • CSR pendidikan yang dilakukan guru BP/BK di sekolah lebih banyak menggunakan tipe Studi kasus deskriptif, dengan model analisis datanya bersifat deskriptif kualitatif atau interaksional (siklus).


C.    Tujuan Studi Kasus
     Studi Kasus diadakan untuk memahami siswa sebagai individu dalam keunikannya dan dalam keseluruhannya. Kemudian dari pemahaman dari siswa yang mendalam, konselor dapat membantu siswa untuk mencapai penyesuaian yang lebih baik. Dengan penyesuian pada diri sendiri serta lingkungannya, sehingga siswa dapat menghadapi permasalahan dan hambatan dalam hidupnya, serta tercipta keselarasan dan kebahagiaan bagi siswa tersebut.

D.    Jenis-jenis Studi Kasus.
a.       Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasi tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan rnenelusuri perkembangan organisasinya. Studi ini sering kurang memungkinkan untuk diselenggarakan, karena sumbernya kurang mencukupi untuk dikerjakan secara maksimal.
b.       Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalui observasi peran serta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi atau kelompok tertentu. Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah; (b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.
c.       Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu orang dengan maksud mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah hidup biasanya mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir hingga sekarang. masa remaja, sekolah. topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.
d.      Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus organisasi dan studi kasus observasi.
e.       Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu.
      Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.
Stake (2005) membagi penelitian studi kasus menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
1.         Penelitian studi kasus mendalam
2.         Penelitian studi kasus intrumental
3.         Penelitian studi kasus jamak

E.     Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus
1.    Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial. Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu dan sumber-sumber yang tersedia;
2.    Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi.
3.    Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola.
4.    Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya dilakukan penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah ditemukan.
5.    Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, mudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnemudahkan pembaca untuk memahami seluruh informasi penting.
  
F.     Ciri-ciri Studi Kasus yang Baik 
  1. Menyangkut sesuatu yang luar biasa, yang berkaitan dengan kepentingan umum atau bahkan dengan kepentingan nasional.
  2. Batas-batasnya dapat ditentukan dengan jelas, kelengkapan ini juga ditunjukkan oleh kedalaman dan keluasan data yang digali peneliti dan kasusnya mampu  diselesaikan oleh penelitinya dengan balk dan tepat meskipun dihadang oleh berbagai keterbatasan. 
  3.   Mampu mengantisipasi berbagai alternatif jawaban dan sudut pandang yang berbeda-beda.
  4. Studi kasus mampu menunjukkan bukti-bukti yang paling penting saja, baik yang mendukung pandangan peneliti maupun yang tidak mendasarkan pninsi selektifitas
  5. Hasilnya ditulis dengan gaya yang menarik sehingga mampu terkomunikasi pada pembaca.

G.    Proses Penelitian Studi Kasus  
1.      Menentukan dengan membatasi kasus.
Tahapan ini adalah upaya untuk memahami kasus, atau dengan kata lain membangun konsep tentang obyek penelitian yang diposisikan sebagai kasus. Dengan mengetahui dan memahami kasus yang akan diteliti, peneliti tidak akan salah atau tersesat di dalam menentukan kasus penelitiannya. Pada proposal penelitian, bentuknya adalah latar belakang penelitian.
2.      Memilih fenomena, tema atau isu penelitian.
Pada tahapan ini, peneliti membangun pertanyaan penelitian berdasarkan konsep kasus yang diketahuinya dan latar belakang keinginannya untuk meneliti. Pertanyaan penelitian dibangun dengan sudah mengandung fenomena, tema atau isu penelitian yang dituju di dalam proses pelaksanaan penelitian.
3.       Memilih bentuk-bentuk data yang akan dicari dan dikumpulkan.
 Data dan bentuk data dibutuhkan untuk mengembangkan isu di dalam penelitian. Penentuan data yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik kasus yang diteliti. Pada umumnya bentuk pengumpulan datanya adalah wawancara baik individu maupun kelompok; pengamatan lapangan; peninggalan atau artefak; dan dokumen.
4.      Melakukan kajian triangulasi terhadap kunci-kunci pengamatan lapangan, dan dasar-dasar untuk melakukan interpretasi terhadap data. Tujuannya adalah agar data yang diperoleh adalah benar, tepat dan akurat. 
5.      Menentukan interpretasi-interpretasi alternatif untuk diteliti.
Alternatif interpretasi dibutuhkan untuk menentukan interpretasi yang sesuai dengan kondisi dan keadaan kasus dengan maksud dan tujuan penelitian. Setiap interpretasi dapat menggambarkan makna-makna yang terdapat di dalam kasus, yang jika diintegrasikan dapat menggambarkan keseluruhan kasus.
6.      Membangun dan menentukan hal-hal penting dan melakukan generalisasi dari hasil-hasil penelitian terhadap kasus. Stake (2005, 2006) selalu menekankan tentang pentingnya untuk selalu mengeksploasi dan menjelaskan hal-hal penting yang khas yang terdapat di dalam kasus. Karena pada dasarnya kasus dipilih karena diperkirakan mengandung kekhususannya sendiri. Sedangkan generalisasi untuk menunjukkan posisi hal-hal penting atau kekhususan dari kasus tersebut di dalam peta pengetahuan yang sudah terbangun.


PENUTUP
A.    Kesimpulan
     Berdasarkan pembahasan diatas, studi kasus adalah suatu studi atau analisis komprehensif dengan menggunakan berbagai teknik. Bahan dan alat mengenai gejala atau ciri-ciri karakteristik berbagai jenis masalah atau tingkah laku menyimpang, baik individu maupun kelompok.

Selasa, 29 April 2014

SURAT CINTA IMAM AL-GHAZALI

0



Wahai anakku! 
Janganlah engkau hidup dengan kemiskinan amal dan kehilangan kemauan kerja. Yakinlah bahwa ilmu tanpa amal semata-mata tidak akan menyelamatkan orang. Jika di suatu medan pertempuran ada seorang yang gagah berani dengan persenjataan lengkap di hadapkan dengan seekor singa yang galak, dapatkah senjatanya melindungi dari bahaya, jika tidak diangkat, dipukulkan dan ditikamkan? Tentu saja tidak akan menolong, kecuali diangkat, dipukulkan dan ditikamkan. Demikian pula jika seseorang membaca dan mempelajari seratus ribu masalah ilmiah, jika tidak diamalkan maka tidaklah akan mendatangkan faedah apa pun.

Wahai anakku! 
Berapa malam engkau beterjaga untuk mengulang-ulang ilmu, membaca buku, dan engkau haramkan tidur atas dirimu? Aku tak tahu, apa yang menjadi pendorongmu. Jika yang menjadi pendorongmu adalah kehendak mencari materi dan kesenangan dunia atau mengejar kedudukan atau mencari kelebihan atas kawan semata, maka malanglah engkau! Namun jika yang mendorongmu adalah keinginan untuk menghidupkan syariat Rasulallah SAW dan menyucikan budi pekertimu, serta menundukkan nafsu yang tiada henti mengajak kepada kejahatan, maka beruntunglah engkau. Maka benar apa kata seorang penyair, “Biarpun kantuk menyiksa mata. Akan percuma saja jika tak karena Allah semata”.

Wahai anakku!

Hiduplah seperti apa maumu, namun ingat!
Sesungguhnya engkau akan mati. 

Dan cintailah siapa yang engkau sukai, namun ingat! 
Engkau akan berpisah dengannya.

Dan, berbuatlah seperti yang engkau kehendaki, namun ingat! 
Engkau pasti akan menerima balasannya nanti.



--Majmu’ah Rasa’il Al-Imam Al-Ghazali

AYO SEMANGAT KAWAN!!!

0


Sedang di dera masalah ?? Don't worry, be happy!!! LAA TAKHOF WA LAA TAHZAN, jangan takut dan jangan bersedih karena tiap-tiap masalah pasti ada solusi dan setelah kesulitan pasti ada kemudahan.

Ketika kita berada di dunia maka tidak lama lagi kita akan berada di akhirat, ketika kita berada di waktu siang maka kita akan segera menemui malam, ketika kita merasakan manis maka pahit pun akan kita jumpai, ketika kita membawa sesuatu yang berat maka suatu saat kita akan membawa yang ringan pula dan begitulah seterusnya tentang makna berpasang-pasangan. Begitu indah terdengar bila sepasang kata dan makna dipadukan, tapi mungkin akan membuat hati kita bergetar dan ketakutan bila hal itu menimpa diri kita terutama pada kondisi yang tidak kita inginkan.

Ada hal menarik yang perlu kita pikirkan dan renungkan lebih dalam ketika memaknai bahtera hidup ini. Sepasang kata dan ungkapan yang indah, belum tentu menjadikan diri kita siap untuk menerimanya. Dan ungkapan itu adalah “Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”. Siapa yang tak kenal ungkapan ini? Siapa yang tak paham prinsip hidup ini? Dan siapa pula yang mengingkari bahwa hal ini adalah kenyataan yang ada dalam hidup kita?l

Mari kita berpikir sejenak dan merenungkan tentang arti dan makna ungkapan “Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”. Ketika Allah mentakdirkan segala sesuatunya dengan berpasang-pasangan, pastilah Allah telah memperingatkan kita dengan ayat-ayatnya. Bukti bahwa Allah telah memperingatkan kita adalah dengan wahyu-Nya “Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah : 6). Dan masih banyak lagi peringatan-peringatan yang telah Allah berikan pada kita.

Kembali pada ungkapan kata tersebut, bagi sebagian orang, tapi mudah-mudahan tidak termasuk kita, terkadang sulit untuk menerima kenyataan itu. Mereka mengerti makna ungkapan tersebut, tapi tidak dibuktikan dengan perilaku pada saat menimpa dirinya. Mereka sebenarnya menyadari bahwa ia sedang berada pada kondisi salah satunya entah kesulitan atau kemudahan. Pada saat mereka berada dalam kondisi kesulitan, mereka lupa bahwa kemudahan akan datang. Dan sebaliknya, jika kondisi mereka sedang berada dalam kemudahan, ia lupa bahwa sebentar lagi kesulitan pun akan menghampirinya.

Tidak bisa dipungkiri bahwa siapapun pasti mendambakan hidupnya selalu dalam kemudahan. Bagi mereka yang pada saat ditimpa kesulitan tetap tabah, ikhlas dan tulus sepenuh hati serta selalu menganggapnya sebagai pelajaran, peringatan juga motivasi hidupnya, maka sesungguhnya mereka akan mendapatkan kebahagiaan yang berlipat ganda bila kemudahan telah datang menghampirinya. Seakan-akan dalam hidup mereka tidak pernah terjadi kesulitan, melainkan hanya ujian yang dinikmati dan dilanjutkan dengan kemudahan yang sesungguhnya. Bisa jadi mereka berkata: “Aku tidak pernah mengalami kesulitan, karena aku ikhlas menerimanya. Aku tidak pernah merasakan kesusahan, karena aku tulus menjalaninya. Aku tidak pernah mengeluh karena aku tetap tegar menguasai jiwaku. Aku tidak pernah merasakan penderitaan, karena aku sedang berusaha untuk menjadi dewasa. Aku tidak pernah menangis, karena aku tidak berputus asa.” Maka berbahagialah mereka yang selalu menganggap segala kesulitan dan kesusahan adalah awal dari kemudahan. Mereka beruntung karena memiliki jiwa yang kuat dan tetap menjadi dirinya sendiri.
 
AYO SEMANGAT KAWAN... ^_^
SATU-SATUNYA YANG BERTANGGUNG JAWAB MENJAGA SEMANGAT SAYA
ADALAH DIRI SAYA SENDIRI!!!

Senin, 28 April 2014

ADAT PERNIKAHAN SUKU DAYAK "POMPANGK" SANGGAU KALBAR

1


Saya ingin berbagi pengetahuan akan kebudayaan/folklor tentang adat pernikahan salah satu kelompok masyarakat Suku Dayak yaitu "Dayak Pompangk" yang merupakan penduduk asli daerah tepian Kapuas Kec.Sanggau, Kalbar.
Sebenarnya ini merupakan tugas kuliah saya di mata kuliah Sastra Dayak, karena saya orang jawa tulen jadi merasa sedikit kesulitan dalam mngerjakan tugas ini, setelah saya mencoba mengumpulkan semangat dan berusaha semaksimal mungkin akhirnya saya berhasil menyelesaikannya.
Saya tidak ingin tugas yang saya kerjakan dengan susah payah ini hanya sekedar untuk mencari nilai saja, saya berharap pengetahuan yang saya dapat ini bermanfaat juga untuk orang lain, karena Indonesia itu amazing, Dayak itu Te O Pe bangeeeetttt. Hehe...
Siapa tau juga ada yang naksir gadis dayak, ini bisa jadi gambaran untuk mempersiapkan pernikahan. yaaa... Suku Dayak memang banyak, namun ritual-ritual antara Suku Dayak yang satu dengan yang lainnya tidak jauh berbeda.


A. Miah Pongabangk Ngan Penganten Darri Koni Romindik Dyongk
(Menjemput mempelai Pria untuk Dibawa ke Rumah Mempelai Wanita)

Pihak mempelai wanita mengirim dua orang utusan atau lebih untuk menjemput mempelai pria untuk menanyakan apakah sudah siap melaksanakn upacara pengantin adat (dengan membawa hantaran) berupa:
1. Kite okangk tuak, lengkap ngan penyontang nih
(Satu tempan tuak lengkap dengan dayung tuak)
2. Baruntn omak/tilam
(Satu set perlengkapan tidur)
3. Piti adoh (cantungk)
(Tas berisi pakaian)
Jika mempelai pria beserta keluarga sudah siap untuk melaksanakan pernikahan, maka calon mempelai pria dapat berangkat ke tempat acara pernikahan.

1. Tusutn baris ponganbangk ( Rombongan Pemberangkatan)
Dari pihak calon mempelai pria terdiri dari:
1. Pengoma gonangk ngan botaja
(Penabuh musik dan penari)
2. Penjimet lotos (tuar)
(Pembawa lampu)
3. Pengannten darri le ngapet onya muntuh nih ngan gok deposik pengobangk
(Calon mempelai pria diapit orang tua dan diiringi oleh saudara-saudaranya)
4. Penyingkongk baruntn omak ngan penjimet piti (catungk)
(Pemukul gulungan tikar (alas tidur) dan pembawa tas pakaian)
5. Penyotangk okangk tuak
(Pembawa tuak)
6. Ponyatingk siap dayongk
(Pembawa ayam betina)

2. Tusunt baris pemapak joh nangi wak koja onyantn (teras roming)
(Susunan penyambut tamu di kaki tangga/teras rumah pihak mempelai wanita)
Yang harus dipersiapkan adalah:
1. Ponimak bodel, lila, atau porocont
(Penembak bedil, lila, atau petasan)
2. Baris pomapak, dayongk ngan duri muntuh mongit met kaca tuak
(Susunan gadis lajang (pagar ayu) dengan membawa tuak siap dibagikan.
3. Bujangk ngan dayongk met turo siap, met pomosok koja ngan laap koja
(Sepasang bbujang dan gadis memawa telur dan air untuk membersihkan kaki pengantin)
4. Juru pomang
(pendoa/ juru doa)
5. Opak ngan inok ngapet penganten dik dayongk
(Orang tua mengapit mempelai putri)

Apabila rombongan mempelai pria hampir tiba, maka bedil atau petasan dibunyikan satu kali. Semua tamu disuguhi minuman tuak. Kemudian para pagar ayu menari.
Yang bertugas menggandeng mempelai pria untuk menemui calon istrinya untuk bersama-sama menuju ke pelaminan adalah sepasang pemuda dan pemudi yang sudah bertunangan.

B. Penganten Dudok Besanding
(Pengantin duduk bersanding)

Pasangan mempelai duduk berdampingan di pelaminan, menghadap ke arah matahari terbit, didampingi sepasang muda-mudi yang sudah bertunagan. Masing-masing orang tua mempelai duduk mendampingi anaknya.
kelengkapan hidangan yang disajikan dalam acara ini diantaranya semangkok babi rebus, ayam rebus, satu botol tuak, lemang (beras pulut dimasak dalam selonsong bambu) dilengkapi dengan air rebusan babi dan ayam, nasi, serta air untuk mencuci tangan.
Dalam acara pengantin duduk bersanding ini di isi dengan:
a. Bototai/bopureh (bersilsilah/mengenalkan keluarga kedua belah pihak)
Masing-masing pihak bergantian memperkenalkan saudara-saudaranya kepada seluruh keluarga dan tamu.
b. Bobibu (berdoa)
Seorang pendoa menggunakan baju adat lengkap dengan perlengkapan berupa satu ekor ayam jantan berbulu merah, beras lemang satu mangkok penuh.
Doa-doa yang dipanjatkan antara lain:

- Minte Prasi Bidek (Mohon doa restu)

Sambil mengayun-ayunkan ayam di atas kepala kedua mempelai, ketua adat/juru doa berdoa:
Okamp to bibu:
Minte bideknya' bobobau-bibiyau
Rrasi nya' bopomangk-bobilangk
Bias nya' bobaca-bodoa
Sidi'nya' baurri-bontama

(Kami memohon:
Minta pandai berdoa
Minta pandai berhitung
Minta pandai membaca-bersyukur
Minta pandai untuk mengobati)

Okamp nya' omi nada nyak kimau miayau
Okamp nya' omi nasa nyak bopomang bobilangk
Okamp nya' omi nada nyak bobaca bodoa
Nya'...(darri) ngan... (dayongk)
Di'jeh nikah-botiak, di'jeh borroming bolowangk
Di'jeh bo osaou-bo bonuh

(Kepada Nya kami memohon
Kepada Nya kami menyampaikan segala sesuatu
Kepada Nya tempat kami menyampaikan doa
Untuk menyatukan mereka (menyebut nama mempelai)
yang melaksanakan pernikahan
Akhirnya menjadi suami istri)

Okamp to bibu:
Okamp di' dai' baka
Mara' burongk garuda
Okamp di' dai' sogola
Irrat marak, capant
Pantok mara'bonasant

(Kami memohon:
Kami memohon kepada yang kuasa
Seperti burung garuda
Yang besar dan berkuasa
Cepat dalam bertindak
Sebagai tanda kebesaran)

Dan seterusnya, doa nya puanjang buangettttt..capek ngetiknya.. hehe

- Minte Tuah Limpah (Minta banyak berkah)

Ketua adat mengayun-ayunkan ayam dengan tangan kanannya diarahkan ke kedua mempelai lalu berkata:

Nyai, dukah, torroh, mpat, rrimuh, num, phiiju
(Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh) lalu melempar-lemparkan beras ke udara.

Komang boras, komang somangat
Agatn baek bagas, agant moncas ntorunas
Dient mana'kah korroming, kah kolowangk

(Benih beras, benih semangat
Supaya baik-baik saja, sehat selamat
Untuk berumah tangga)



Agant paji iji, agant paji sibongk
Bokah rosiki nyurungk, nopat untongk
Nya’ bo muh borruma, nya’ bodagangk bobalok
Bo uma buleh podi, bodagangk buleh bosi
Ko roming minyang ona, ko sawah met okangk tua
Ngyau buleh ba’, ngrusau buleh rusa’
Nyomputn buleh mado, jorrunt buleh poya
Nirrok buleh buduh, nanyu buleh poyu
Nirrok buleh buduh adongk, ijo buleh baoungk

(Supaya kedepannya, dikemudian hari
Penuh rejeki dalam hidupnya
pendai beladang, berdagang
Berladang dapat padi, berdagang dapat besi
Berumah tangga terpenuhi kebutuhan hidupnya
Menjadi jantan dan perkasa, berburu dapat rusa
Membuat asap dapat madu, membuat perangkap dapat buruan
Menangkap ikan dapat ikan, labi-labi, dan sebagainya.
Menangkap ikan dapat ikan besar)



Agant paji iji... (di’ darri) daduh... (di’ dayongk)
Bokah nopat rosiki nyoja’ siap puni’ uda’
Kai’ jani lampar poningka, siap puni kotora
Cincingk so ponyatingk, golangk so ponyotangk
Pacak so pongoda, dodok pini’ tassa’
Burrus so ponyingkongk, boliangk so ponangongk

(Supaya kedepannya, dikemudian hari (menyebut nama mempelai)
Dapat hidup penuh rizki dan dapat menabung
menyimpan babi berkandang-kandang, ayam bertelur tak henti-hentinya
Cicin banyak, dan gelang juga banyak
Memiliki banyak baju, bertumpuk-tumpuk
Mempunyai banyak sumpit dan kampak)

Maaf cukup segitu aja doa minta berkah yang saya tulis. Lanjutannya masih panjang. Hehe...

- Napaou Badi Coli (Buang sial/tolak bala)

Saya tuliskan sedikit doa nya

Nyai, dukah, torroh, mpat, rrimuh, num, phiiju
(Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh) kemudian bulu ayam dan beras di tepas-tepaskan ke bahu sebelah kiri, bahu kanan, punggung, dan dada mempelai.

Okamp to bibu:
Okamp nya' omi nada, okamp nya' omi nasa
Okamp nya' omi tiju, okamp nya' omi nuyu
Okamp nya' omi tanangk, okamp nya' omi guncangk
Okamp nada nipas, okamp nada mulas
Nya' nopaou badi coli, napaou sial dangkal
Nya' napaou pumu podaya, nya' napaou konapm songket
Nya' napaou luka podoranya napaou tokote tokojot
Nya' napaou luka podara, nya' napaou mutunt morowa

(Kami memohon:
Kepada Mu kami memohon/berdoa
Engkau yang kami harapkan
Engkau yang menjadi tempat kami mencurahkan segalanya
Engkau yang mengingatkan dan memberi teguran
Untuk dapat membuang kemalangan
Untuk dapat menyingkirkan segala penyakit
Untuk menghindar dari luka dan kesusahan yang mendadak
Untuk mengobati luka dan keangkuhan.


Masih banyak ritual-ritual lain setelah acara berdoa ini, mungkin lain kali akan saya  sajikan. Semoga bermanfaat. :)